Arsitektur Ekologi: Sejarah, Unsur & Prinsipnya
Ekologi menurut Joseph Van Vleck adalah hubungan antara lingkungan dan kehidupan organismenya. Arsitektur Ekologi sendiri mengedepankan pemanfaatan lingkungan pada bangunannya.
Jenis arsitektur ini merupakan bagian dari arsitektur hijau karena menciptakan ruang hijau sehingga terjadi keseimbangan antara lingkungan perkotaan dan alam. Keunggulan dari arsitektur ini ialah menyenangkan secara estetika dan kreatif karena menjunjung tinggi kepedulian akan perubahan iklim.
Sejarah Arsitektur Ekologi
Arsitektur ekologi atau hijau mulai terkenal pada 1960-an. Bangunan yang menggunakan arsitektur ini adalah Angkor Wat berupa candi di Kamboja yang telah dibangun pada abad ke 12 M.
Gelombang arsitektur ini semakin populer di Amerika Serikat sebagai penghormatan penduduk asli dengan alam. Pada 1969, Ian McHarg yakni arsitektur lanskap memperkenalkan arsitektur ekologi lewat bukunya berjudul Design With Nature.
Pada abad ke 21 berkembanglah arsitektur ekologi kontemporer yang bertujuan melindungi alam bumi. Berdasarkan The Encyclopedia Britannica menyatakan bangunan umumnya menghabiskan lebih dari setengah sumber daya dunia.
Sumber daya ini meliputi 16 % air tawar, 30-40 % pasokan energi, 50 % bahan mentah dari permukaan bumi hingga menyumbang 20-30 % emisi gas rumah kaca. Penentangan arsitektur ekologi terjadi ketika gaya arsitektur lainnya mulai mempopulerkan bangunan beton yang menghabiskan bahan bakar fosil dan air.
Baca Juga: Pengertian Arsitektur, Sejarah, Jenis, Unsur dan Fungsi
Unsur Arsitektur Ekologi
Dalam ekosistem ada empat unsur yang harus Anda jaga. Diantaranya adalah organisme produsen, organisme konsumen, lingkungan abiotik dan organisme perombak.
Dalam unsur arsitektur ekologi juga mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi ekosistem. Adapun unsur pokok dalam arsitektur ekologis ialah udara, air, tanah dan energi.
Kualitas udara mempengaruhi sistem pernapasan dan hidup manusia. Air mendukung keberlangsungan hidup.
Tanah adalah sumber bahan baku untuk menunjang keberlangsungan hidup seluruh makhluk hidup. Sementara energi adalah simbol kekuatan manusia dalam menjalankan aktivitasnya.
Prinsip Arsitektur Ekologi
Ciri-ciri arsitektur ekologis dapat Anda lihat jelas dari prinsip yang diterapkan pada bangunan. Berdasarkan Sim Van Der Ryn dan Stewart Cohen menyatakan prinsip eco-design mengacu pada meminimalisir dampak kerusakan lingkungan melalui integrasi desain dengan proses kehidupan. Beberapa prinsip arsitektur ekologi yakni sebagai berikut:
1. Holistik
Bangunan memiliki sistem alam semesta yang bersifat kimiawi, sifik, ekonomi dan lainnya. Tidak heran bila dalam prinsip holistik dapat mendirikan bangunan yang mengandalkan tenaga surya, struktur alamiah dan material konstruksi ekologis.
2. Hemat Energi
Bahan dan desain bangunan mengedepankan hemat energi dan ramah lingkungan. Bangunan tidak menggunakan bahan yang berbahaya seperti chlor atau logam berat. Material mampu didaur ulang kembali dan mudah untuk diperbaiki.
Bangunan terdiri atas external shading dan cross ventilation. Luas bukaan dan letak bukaannya peka terhadap iklim.
3. Menanggapi Keadaan Tapak Bangunan
Perencanaan fokus terhadap bangunan dan tapak. Keberadaan bangunannya dari bentuk, konstruksi hingga pengoperasian tidak merusak lingkungan. Apabila bangunan sudah tidak terpakai maka tapak asli masih ada dan tidak banyak mengalami perubahan.
4. Minim Sumber Daya Baru
Perancangan bangunan memakai material yang ada dan tidak membahayakan ekosistem. Materialnya minim sumber daya baru sehingga akhir usia bangunan bisa digunakan kembali dalam membentuk tatanan arsitektur lainnya.
5. Penggunaan Bangunan
Dalam perancangan bangunan tetap mengutamakan fungsi sejatinya. Bangunan mampu memenuhi kebutuhan, kenyamanan dan kesehatan penggunanya.
Arsitektur Ekologi sudah ada sejak berabad-abad lalu namun populer pada 1960-an. Tujuan terciptanya gaya arsitektur ini adalah melindungi lingkungan dengan mengurangi limbah serta memanfaatkan sumber energi alam. Dengan begitu perkotaan dan alam akan bisa hidup berdampingan.
Posting Komentar untuk "Arsitektur Ekologi: Sejarah, Unsur & Prinsipnya"